Bahan Ajar Sosiologi Kls.X Semester 2
BAB.
1
Sosialisasi
dan Pembentukan Kepribadian
A. IDENTITAS SEKOLAH
Nama
Sekolah : SMA Ibnu Sina Braja Selebah
Alamat Sekolah : Jl. Kampus Ibnu Sina Braja
Harjosari
Mata
Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X/2 (pertemuan 1-5)
B. STAN DAR KOMPETENSI
“Memahami Nilai Dan
Norma Dalam Proses Pengembangan Kepribadian "
C. KOMPETENSI DASAR
"Menjelaskan
Sosialisasi Sebagai Proses Dalam Pembentukan Kepribadian"
D. INDIKATOR
Ø Menjelaskan pengertian sosialisasi berdasarkan pendapat para ahli
Ø Menjelaskan tujuan sosialisasi
Ø Menjelaskan tahapan proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian
Ø Menjelaskan agen sosialisasi
Ø Menjelaskan bentuk-bentuk sosialisasi
Ø Menjelaskan tipe-tipe sosialisasi
Ø Menjelaskan pengertian kepribadian.
Ø Menjelaskan faktor pembentuk kepribadian
Ø Menjelaskan unsur-unsur penyusun kepribadian.
Ø Menjelaskan hubungan sosialisasi dengan kepribadian.
Ø Menjelaskan pengertian kebudayaan
Ø Menjelaskan unsur-unsur kebudayaan.
Ø Menjelaskan hubungan kebudayaan dengan kepribadian.
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Ø Siswa dapat menjelaskan pengertian sosialisasi berdasarkan pendapat para ahli
Ø Siswa dapat menjelaskan tujuan sosialisasi
Ø Siswa dapat menjelaskan tahapan proses sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian
Ø Siswa dapat menjelaskan agen sosialisasi
Ø Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk sosialisasi
Ø Siswa dapat menjelaskan tipe-tipe sosialisasi
Ø Siswa dapat menjelaskan pengertian kepribadian.
Ø Siswa dapat menjelaskan faktor pembentuk kepribadian
Ø Siswa dapat menjelaskan unsur-unsur penyusun kepribadian.
Ø Siswa dapat menjelaskan hubungan sosialisasi dengan kepribadian.
Ø Siswa dapat menjelaskan pengertian kebudayaan
Ø Siswa dapat menjelaskan unsur-unsur kebudayaan.
Ø Siswa dapat menjelaskan hubungan kebudayaan dengan kepribadian
SOSIALISASI
DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
A. Pengertian Sosialisasi
Manusia berbeda dari binatang. Perilaku pada binatang dikendalikan oleh
instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak
menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri.
Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan berdasarkan nalurinya.
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.
Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang. Untuk mengisi
kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus
memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang
kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan
tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara
kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan
perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan
bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya. Dengan kata
lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses
belajar, yang disebut sosialisasi. Berikut beberapadefinisi mengenai sosialisasi.
§
Charlotte Buller sosialisasi adalah proses yang membantuk
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan
berfikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
§
Peter l. Berger sosialisasi adalah suatu proses ketika
seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
§
Soerjono Soekanto sosialisasi merupakan proses
mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
§
Koentjaraningrat sosialisasi merupakan suatu proses,
yaitu proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam
proses tersebut seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya
belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu
sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada
dalam kehidupan sehari-hari.
§
Irvin L. child dalam bukunya sosialization mengatakan
bahwa sosialisasi adalah segenap proses individu yang dilahirkan dengan banyak
sekali potensi tingkah laku. Dituntut untuk mengembangkan potensi tingkah laku
aktualnya, yang dibatasi di dalam satu jajaran menjadi kebiasaannya dan bisa
diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
§
Hasan Shadily; Sosialisasi adalah proses di mana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan
diri terhadap adat istiadat suatu golongan. Di mana lambat laun ia akan merasa
sebagian di golongan itu.
§
Robert M.Z. Lawang: Sosialisasi adalah proses mempelajari nilai, norma, peran dan persyaratan
lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan seseorang dapat berpartisipasi secara efektif
dalam kehidupan sosial.
§
Horton dan Hunt: Suatu proses yang terjadi ketika seorang individu menghayati nilai-nilai
dan norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga terbentuklah kepribadiannya.
Sosialisasi
mencakup beberapa hal sebagai berikut :
§
Kegiatan belajar
menurut Dimyati dan kawan-kawan, belajar adalah peristiwa komplek dan
berkelanjutan yang berlangsung setiap hari.
§
Penyesuain diri
§
Pengalaman
mental. Pengalaman seseorang sebagai hasil dari proses sosialisasi dan
internalisasi nilai akan mengakibatkan terbentuknya sikap pada diri seseorang.
Dalam proses sosialisasi terjadi paling tidak tiga proses, yaitu: (1)
belajar nilai dan norma (sosialisasi), (2) menjadikan nilai dan norma yang
dipelajari tersebut sebagai milik diri (internalisasi), dan (3) membiasakan
tindakan dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang telah menjadi miliknya
(enkulturasi).
1. Fungsi Sosialisasi
1) Bagi individu: agar dapat hidup secara
wajar dalam kelompo/masyarakatnya, sehingga tidak aneh dan diterima oleh warga
masyarakat lain serta dapat berpartisipasi aktif sebagai anggota masyarakat
2) Bagi masyarakat: menciptakan keteraturan
sosial melalui / dengan memfungsikan sosialisasi sebagai sarana pewarisan
nilai dan norma serta pengendalian sosial.
2. Tujuan Sosialisasi
1) sosialisasi nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat dapat memberikan kepada si anak bekal untuk mampu berinteraksi
dengan masyarakat.
2) Supaya masyarakat tetap dengan semua
nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.
3) Memberi dan menambah kemampuan
berkomunikasi secara efektif dan efisien mengembangkan kemampuan membaca,
menulis dan bercerita.
4) Proses pembentukan sikap.
5) Memberikan keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan seorang individu untuk hidup bermasyarakat.
6) Membantu pengandalian fungsi organik
yang dipelajari melalui latihan mawas diri.
7) Membiasakan individu dengan nilai-nilai
kepercayaan pokok dan mendasar yang ada pada masyarakat dimana ia tinggal.
3. Proses Tahapan Sosialisasi
a. Tahap Persiapan (Preparatory stage)
Tahap persiapan adalah
suatu tahap persiapan bagi seseorang dalam dalam mengenal dunia sosialnya,
termasuk persiapan untuk memperoleh pemahaman tentang dirinya. Tahap ini di
alami seseorang sejak ia dilahirkan ke dunia (1-5 tahun). Dalam tahap ini
individu meniru perilaku orang-orang yang ada di sekitarnya, tetapi belum mampu
memberi makna apapun dari tindakan yang ditiru.
(Merupakan peniruan
murni.)
Contonya ketika
seorang anak balita belajar berbicara pertama kali la dikenalkan dengan
kata-kata yang mudah ditirunya kata " minum" dengan kata
"makan" dengan "mam-mam".
b. Tahap meniru (play
Stage)
Play Stage, atau tahap permainan (usia 6 – 12
tahun), anak mulai memberi makna terhadap perilaku yang ditiru. Mulai mengenal
bahasa. Mulai mendefinisikan siapa dirinya (identifikasi diri) sebagaimana definisi yang
diberikan oleh significant other.
Significant other merupakan orang yang secara nyata penting bagi seseorang dalam proses
sosialisasi. Bagi anak-anak dalam tahap play stage, orangtua merupakan significant other. Bahkan, anak-anak tidak dapat memilih siapa significant
other-nya! Ketika ada
yang menyapa: “Hi, Agus”, maka anak mengerti: “Oh – aku Agus”. “Hi, Pintar”.
“Oh, aku pintar”. “Bodoh banget kamu”. “Oh, aku bodoh banget”, dan setertusnya.
Definisi diri pada tahap ini sebagaimana yang diberikan oleh significant other.
c. Tahap Siap
Bertindak (Game Stega)
§ Tahap
ini berbeda dari tahap permainan, karena tindakan meniru digantikan dengan
tindakan yang
disadari.
§ Tidak
hanya mengetahui peran yang dijalankannya, tetapi juga peran orang lain dengan
siapa
ia berinteraksi.
§ Bisakah
Anda membedakan antara “bermain bola” dengan “pertandingan sepakbola”?
Bermain bola dapat
dilakukan oleh anak-anak pada yang telah mengalami sosialisasi
tahap play stage,
tetapi bertanding sepakbola baru dapat dilakukan oleh anak-anak yang telah
mengalami sosialisasi pada tahap game stage. Mengapa demikian? Karena dalam
pertandingan sepakbola ada prosedur dan tatacara yang harus ditaati. Anak-anak
akan memahami tentang prosedur dan tatacara apabila telah mengalami sosialisasi
pada tahap game stage. ( 13 – 17 tahun).
d. Tahap
Penerimaan Norma Kolektif (generalized Stage) ( 17 tahun keatas)
Pada tahap ini individu telah mampu mengambil peran yang dijalankan oleh
orang-orang dalam masyarakatnya, ia telah mampu berinteraksi dan memainkan
perannya dengan berbagai macam orang dengan status, peran dan harapan yang
berbeda-beda dalam masyarakatnya.
Pada tahap ini seorang telah dianggap dewasa. Dia telah mampu menempatkan
dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dimana individu telah mampu
mentaati nilai dan norma yang ada dalam mayarakat, mereka telah menjadi anggota masyarakat
sepenuhnya.
Menurur Charles H. Cooley menekankan
pentingnya peran interaksi dalam prosessosialisasi dimana seorang berkembang melalui
interaksinya dengan orang lain yang terbentuk melalui tiga tahap :
Ø Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain.
Ø Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai diri kita.
Ø Bagaimana perasaan kita sebagai akibat penilaian tersebut.
B. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan
sosialisasi. Dapat juga disebut sebagai media
sosialisasi.
Jacobs dan Fuller (1973), mengidentifikasi empat agen utama sosialisasi,
yaitu:
(1)
keluarga,
(2) kelompok pertemanan, (3) lembaga pendidikan, dan (4) media massa.
Para ahli sosiologi
menambahkan juga peran dan pengaruh dari lingkungan kerja.
1. Keluarga
Keluarga merupakan
institusi yang paling penting pengaruhnya terhadap proses sosialisasi manusia karena
keluarga merupakan kelompok primer yang selalu tatap muka diantara anggotanya, sehingga
dapat selalu mengikuti perkembangan anggota-anggotanya, orang tua mempunyai
kondisi yang tinggi untuk mendidik anak-anaknya sehingga menimbulkan hubungan
emosional yang kuat dalam proses sosialisasi dan adanya hubungan sosial yang
tetap. Peran sosialisasi dalam keluarga rnempunyai fungsi dominan dalam
pembentukan keperibadian anak 3 . Keluarga adalah ling bagi setiap lingkungan yang pertama dan utama bagi
setiap individu. Dalam hal ini peran orang tua :
§ Memberikan pengawasan dan pengendalian
yang sewajarnya dengan tujuan agar jiwa anak tidak merasa tertekan.
§ Mendorong agar anak
bisa membedakan anatar perilaku yang baik dan buruk dan benar salah serta pantas dan tidak
pantas dilakukan.
§ Menjadi teladan dan memberikan contoh
yang baik bagi anak-anaknya.
Pola sosialisasi dalam keluarga
Terdapatnya dua macam pola
proses sosialisasi di lingkungan keluarga, yaitu sebagaiberikut :
a) Sosialisasi Represif (Repressive sicialization)
Yaitu pola sosialisasi yang mengutamakan kepatuhan
anak terhadap orang tua. Ciri-ciriyang
lain dari pola sosialisasi seperti ini adalah menghukum prilkau yang keliru,
hukumandan imbalan berupa
materi, menekankan komunikasi yang bersifat satu arah dan berisiperintah, berpusat pada orang tua, anak memperhatikan
orang tua, serta keluarga merupakandominasi orang tua.
[dapat mengakibatkan anak cacat fisik...?], untuk lebih jelasnya sosialisasi Represifmenekankan pada:
(1) penggunaan hukuman,
(2) memakai materi dalam hukuman dan
imbalan,
(3) kepatuhan anak pada orang tua,
(4) komunikasi satu arah (perintah),
(5) bersifat nonverbal,
(6) orang tua sebagai pusat
sosialisasi sehingga keinginan orang tua menjadi penting.
(7) keluarga menjadi significant others.
b) Sosialisasi Partisipatoris (Partisipatory Sosialization)
Yaitu pola pola sosialisasi yang mengutmnakan adanya
partisipasi dari anak. Dalam polasosialisasi
seperti ini anak diberi kebebasan dimana anak-anak diberi imbalan ketika anak berperilaku
baik dan diberi hukuman ketika ia berbuat kesalahan. Cirl-cirl yang,melekat pada
sosialisasi pertisipatoris adalah penekanan pada interaksi dan komunikasi
yangbersifat lisan dan dua arah, sehingga hukuman dan imbalan yang diperoleh anak
bersifat simbolis.Sosialisasi partisipatoris menekankan pada
(1) individu diberi imbalan jika berkelakuan
baik,
(2) hukuman dan imbalan bersifat simbolik,
(3) anak diberi
kebebasan,
(4) penekanan
pada interaksi,
(5) komunikasi
terjadi secara lisan/verbal,
(6) anak
pusat sosialisasi sehingga keperluan anak dianggap penting, dan
(7) keluarga
menjadi generalized others
2.
Kelompok Bermain /
teman sebaya
Agen sosialisasi bagi anak setelah keluarga adalah teman atau kelompok
bermain yang dalam istilah sosiologi disebut peer group. Kelopok bermain pada
usia anak--anak- meliputi teman-teman, tetangga, keluarga, dan kerabat
yang sebaya dengannya. Dalam kelompok ini seorang anak mulai belajar aturan-aturan
yang belum tentu sama dengan kebiasaan yang dilakukannya di dalam kelaurga. la
dituntut untuk menghargai hak orang lain, toleran terhadap teman, serta memainkan suatu
peran tertentu. Adapun peranan positif kelompok bermain sebagai berikut :
· Anak
merasa aman dan nyaman karena dianggap penting dalam kelompoknya..
· Kelompok
persahabatan dapat mengembangkan sikap kemandirian remaja dengan baik
· Remaja dapat tempat
yang baik untuk menyalurkan rasa kecewa, khawatir, takut, gembira, dan sebagainya yang
mungkin tidak didapatkan dirumah.
· Remaja dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang mungkin berguna bagikehidupannya kelak melalui interaksi dalam kelompoknya.
· Kelompok
persahabatan biasanya memiliki pola perilaku dan
kaidah-kaidah tertentu yangdapat mendorong remaja
untuk bersikap lebih dewasa.
· Setiap
anggota kelompok dapat mengembangkan keterampilan berorganisasi.
3. Lembaga pendidikan / Sekolah
Sekolah merupakan salah satu agen sosialisasi di dalam
sistem pendidikan formal. Seseorang akan mempelajari hal-ahal yang baru yang belum pernah
dipelajarinya di dalam keluarga maupun kelompok
bermain melalui sekolah. Di lingkungan rumah, seorang anak menghargai. Dalam
lembaga pendidikan sekolah seseorang belajar membaca, menulis, dan
berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah
aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalise,
dan kekhasan (specificity) bantuan
dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di
sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh
rasa tanggung jawab. Sekolah sebagai agen sosialisasi dapat mempengaruhi perkembangan intelektual,
disamping itu juga mempengaruhi perkembangan kepribadian.
Sekolah sangat berperan untuk mengantarkan para
pelajar agar menjadi dirinya sendiri dengan baik. Untuk itu sekolah
mengemban beberapa fungsi seperti:
a. Mengembangkan potensi para pelajar agar
memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam kehidupannya kelak.
b. Mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai
kebudayaan yang telah terbina secara tradisional sehingga akan tetap terjaga
kelestariannya.
c. Membina para pelajar untuk menjadi warga
negara yang baik, berjiwa demokratis, berwawasan kebangsaan.
d. Membina para pelajar untuk menjadi
manusia-manusia yang berjiwa religius, yakni manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Proses pendidikan yang diselenggarakan di sekolah akan berhasil secara
maksimal apabila didukung oleh proses pendidikan yang berlangsung di dalam
keluarga dan di masyarakat. Keluarga, masyarakat, dan sekolah merupakan tiga
pusat pendidikan atau dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan yang sangat
besar pengaruhnya bagi perkembangan kepribadian seseorang.
4. Peran media massa
Para ilmuwan sosial telah banyak membuktikan bahwa pesan-pesan yang
disampaikan melalui media massa (televisi, radio, film, internet, surat kabar,
makalah, buku, dst.)
memberikan pengaruh bagi perkembangan diri seseorang,
terutama anak-anak. Beberapa hasil penelian menyatakan bahwa sebagaian besar
waktu anak-anak dan remaja dihabiskan untuk menonton televisi, bermain game
online dan berkomunikasi melalui internet, seperti yahoo messenger, google
talk, friendster, facebook, dll.
Diakui oleh banyak pihak bahwa media massa telah
berperan dalam proses homogenisasi, bahwa akhirnya masyarakat dari berbagai
belahan dunia memiliki struktur dan kecenderungan cara hidup yang sama
5. Sistem/lingkungan
kerja dan masyarakat
Di lingkungan kerja seseorang juga belajar tentang
nilai, norma dan cara hidup. Tidaklah berlebihan apabila dinyatakan bahwa cara
dan prosedur kerja di lingkungan militer berbeda dengan di lingkungan sekolah
atau perguruan tinggi. Seorang anggota tentara akan bersosialisasi dengan cara
kerja lingkungan militer dengan garis komando yang tegas. Dosen atau guru lebih
banyak bersosialisasi dengan iklim kerja yang lebih demokratis.
Masyarakat
Masyarakat memberikan pengaruh yang basar dalam proses sosialisasi seseorang. Pada
masyarakat pedesaan yang bersifat homogen sehinnga. proses sosialisasi berjalan
dengan lancar tetapi pada masyarakat perkotaan yang tingkat kemajemukannya
sangat tinggi sehingga proses sosialisasi agak sulit terjadi.
C. Bentuk-Bentuk
Sosialisasi
1. Sosialisasi Primer
Menurut Peter L. Berger dan Luckman menyatakan bahwa sosialisasi primer
adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu dari masa anak-anak (kecil)
melalui belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Proses
sosialisasi primer berlangsung pada anak berusia 1-5 tahun ketika anak tersebut
belum memasuki lingkungan pendidikan formal di sekolah. Pada tahap
berlangsungnya sosialisasi primer peran orang-orang terdekat anak menjadi
sangat panting, hal tersebut terjadi karena anak melakukan poly interaksi
terbatas dalam komunitas tersebut, sehingga warna kepribadian anak akan banyak
ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjalin antara si anak
dengan orang-orang yang terdekat. Sosialisasi primer bukan hanya sekedar proses
awal berlangsungnya sosialisasi, namun Iebih dari itu adalah dasar pembentukan
karakter dan karakter anak.
2. Sosialisasi sekunder
sosialisasi ini merupakan proses sosialisasi lanjutan dari sosialisasi
primer dalam rangka memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam
masyarakat. Terdapatnya dua bentuk sosialisasi sekunder yaitu sebagai herikut :
a. Resosialisasi yaitu proses sosialisasi
di mana seseorang mendapat suatu identitas diri yang baru.
b. Desosialisasi yaitu proses sosialisasi
di mana seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang telah dimiliki.
Menurut Goffman
kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja.
Tipe-Tipe Sosialisasi
Tipe sosialisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut
1. Sosialisasi formal
adalah sosilisasi
yang terjadi melaluai lembaga-lembaga yang berwenang menurutketentuan yang berlaku dalam negara, misaInya pendidikan di sekolah.
2. Sosialisasi informal
adalah sosialisasi
yang bersifat kekeluargaan, misalnya antar teman (sahabat), antaranggota klub, dan kelompok-kelompok sosial, dan dalam keluarga.
3. Sosialisasi non formal
Adalah sosialisasi yang berlangsung
dalam masyarakat, misalnya bimbingan belajar, kursus-kursus.
Ketiga tipe sosilisasi di atas pada dasamya tetap mengarah pada pertumbuhan
kepribadian anak agar sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat di lngkungannya.
D. Fungsi nilai dan norma sosial dalam
proses sosialisasi
Ada beberapa fungsi
nilai sosial dalam proses sosialisasi
o Sebagai pendorong. Nilai sosial yang
berfungsi sebagai pendorong adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan cita-cita
dan harapan.
o Sebagai petunjuk arah. Nilai sosial
memengaruhi cara berfikir, berperasaan, bertindak, dan menjadi panduan dalam
menentukan pilihan.
o Sebagai alat pengawas. Nilai sosial
menuntun, mendorong, bahkan tidak jarang pula memaksa anggota masyarakat untuk
bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Apabila ada seseorang yang melanggar nilai dan norma maka ia akan
merasa bersalah dan tersiksa.
o Sebagai alat solidaritas. Solidaritas dalam
kelompok atau masyarakat akan terjaga dengan adanya nilai sosial.
o Sebagai benteng perlidungan. Artinya dapat
menjaga stabilitas budaya dalam suatu kelompok, maupun masyarakat yang
bersangkutan.
E. Desosialisasi dan Resosialisasi
Beberapa lembaga
yang ada dalam masyarakat berfungsi melaksanakan proses resosialisasi
terhadap anggota
masyarakat yang perilakunya tidak sesuai harapan sebagian besar warga
masyarakat (baca:
menyimpang), dari yang penyimpangannya berkadar ringan sampai yang
berat.
Lembaga yang
dimaksud antara lain: penjara, rumah singgah, rumah sakit jiwa, pendiidkan
militer, dan sebagainya. Di lembaga-lembaga itu nilai-nilai dan cara hidup yang
telah menjadi milik diri seseorang, karena tidak sesuai dengan nilai dan norma
serta harapan sebagian besar warga masyarakat, dicabut (desosialisasi) dan
digantikan dengan nilai-nilai dan cara hidup baru yang sesuai dengan harapan sebagian
besar warga masyarakat. Proses penggantian nilai dan cara hidup lama dengan
nilai dan cara hidup baru ini disebut resosialisasi.
SOSIO INFO
SOSIALISASI
Menurut Hasan Mustafa, sosialisasi adalah sebuah
proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara
berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal
yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.
Peran sosialisasi dalam kehidupan manusia sangat
penting, antara lain mampu memberikan dasar bagi manusia untuk berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu melestarikan kehidupan masyarakat itu
sendiri. Tanpa adanya sosialisasi, mustahil manusia untuk
mengembangkan kehidupan sosial dengan sesamanya. Sementara itu, tanpa adanya
sosialisasi nilai-nilai budaya maka generasi penerus akan kesulitan menemukan
identitas budayanya.
Ada beberapa syarat terjadinya sosialisasi, antara
lain sebagai berikut. Pertama, secara biologis memungkinkan manusia untuk
selalu mengadakan pembelajaran. Ia lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan
yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Sosialisasi manusia senantiasa
berkembang seiring dengan perkembangan biologisnya.
Kedua, lingkungan yang baik juga akan mempermudah manusia dalam bersosialisasi.
Sosialisasi dilakukan manusia sejak ia dilahirkan di dunia. Semenjak bayi,
manusia telah hidup dalam lingkungan sosial. Oleh karena itu, fungsi
sosialisasi adalah mengalihkan segala macam informasi
yang ada dalam masyarakat tersebut kepada anggota-anggota barunya agar mereka
dapat segera dapat berpartisipasi di dalamnya. Artinya, yang disosialisasikan
oleh manusia adalah kebudayaan yang berintikan nilai yang berkaitan dengan hal
baik dan buruk serta norma yang berkaitan dengan aturan baku
yang harus dipatuhi manusia. Sosialisasi bisa
berlangsung karena peran institusi, media massa, individu, dan kelompok.
Ada tiga teori yang menjelaskan proses pembelajaran
dalam sosialisasi.
1. Teori pembelajaran sosial (social learning theory)
Menurut B.F. Skinner (1953), proses pembelajaran sosial bisa dilakukan
dengan mengkondisikan. Orang tua yang menginginkan anaknya taat dan patuh, bisa
mengkondisikan keadaan di lingkungan rumahnya dengan memberi contoh,
menasihati, memuji, atau memberi hukuman.
Menurut Albert Bandura, proses pembelajaran dalam
sosialisasi bisa dilakukan dengan meniru perilaku orang lain. Anak bisa
berperilaku disiplin dengan meniru kedisiplinan yang diterapkan kedua orang
tuanya.
2. Teori perkembangan individu (developmental theory)
Menurut Erik Ericson (1950), dalam sosialisasi ada delapan tahap
perkembangan: rasa percaya pada lingkungan, kemandirian, inisiatif, kemampuan
psikis dan pisik, identitas diri, hubungan dengan orang lain secara intim,
pembinaan keluarga/keturunan, penerimaan kehidupan.
3. Teori interaksi simbolis (symbolic interaction theory)
Inti dari teori ini adalah memusatkan pada kajian tentang bagaimana
individu menginterpretasikan dan memaknakan interaksi-interaksi sosialnya.
Menurut Herbert Mead (1934) ada tiga proses tahapan pengembangan diri:
preparatory stage saat anak mencoba memberikan makna pada perilakunya, play
stage saat anak mulai belajar berperan seperti orang lain, dan game stage saat
anak melatih ketrampilan sosialnya.
Sumber: dikutip secara bebas dari tulisan Hasan Mustafa dalam
http://home.unpar.ac.id/~hasan/SOSIALISASI.doc
KEPRIBADIAN
A. Pengertian Kepribadian
Dalam penjelasan tentang agen-agen
sosialisasi telah disinggung tentang pentingnya sosialisasi dalam membentuk
karakter kepribadian seseorang. Bagaimana sosialisasi berjalan membentuk
kepribadian yang unik karena setiap manusia mempunyai kepribadian yang berbeda
walaupun hidup dalam lingkungan yang sama.
Kepribadian merupakan gambaran secara umum dari perilaku seorang individu
yang sangat khas yang dapat terlihat dari perilaku seharihari. Wujud nyata dari
kepribadian dapat berupa banyak hal antara lain perangai, sikap, atau perilaku,
tutur kata, persepsi, kegemaran, keimanan, dan sebagainya. Kepribadian
merupakan perpaduan antara warisan biologis yang diterima seseorang dari
leluhurnya dengan pengaruh lingkungan melalui proses interaksi dan
proses sosialisasi sejak lahir hingga dewasa. Sebelum kalian mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya kepribadian maka terlebih dahulu
kalian harus mengetahui apa yang dimaksud dengan kepribadian.
1. Theodore M. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakangterhadap perilaku.
2. J. Milton Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seseorang
individu dengan sistemkecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Yang dimaksuddengan kecenderungan tertentu itu adalah bahwa setiap
orang mempunyai cara berperilaku yang khas dan bertindak sama setiap hari.
3. John F. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan
dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat
oleh seseorang.
4. M.A. W Brower
Keribadian adalah adalah corak tingkah laku sosial
yang meliputi corak kekuatan,dorongan, keinginan,
opini, dan sikap-sikap seseorang.
5. Horton
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan,
eksperesi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
dihadapkan pada stuasi tertentu. Setiap orangmempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau
berpola dan konsisten, sehinggamenjadi ciri khas
pribadinya.
6. Schaefer &, Lamm
Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan,
ciri-ciri khas, dan perilakuseseorang. Pola
berarti seseuatu yang sudah menjadi standar atau baku, berlaku terus‑ menerus secara
konsisten dalam menghadapi stuasi yang dihadapi.
Jadi berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa kepribadianadalah
keseluruhan tingkah laku,nilai,pola berfikir yang dinamis dan terintegrasi
serta bersifat unik (khas) yang berhubungan dengan
perbuatan-perbuatan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Kepribadian merupakan ciri-ciri watak yang khas yang
dimiliki setiap individu yang berbeda satu sama lain dan menjadi identitas bagi dirinya
B. Faktor-Faktor Penentu Pembentukan
Kepribadian
1. Warisan biologis, semua hal yang diterima seseorang sebagai manusia
melalui gen kedua orang tuannya. Setiap manusia sehat dan normal
memiliki kesamaan biologis tertentu seperti tubuh dengan dua tangan, dua kaki,
lima indra dan otak yang komplek. Kesamaan biologis ini menjelaskan kemiripan kepribadian dan tingkah laku
antarmanusia. misalnya bentuk tubuh, apakah endomorph/gemuk bulat,
ectomorph/kurus tinggi, dan esomorph/atletis. Dari beberapa penelitian
diketahui bahwa mesomorph lebih berpeluang melakukan tindakan-tindakan,
termasuk berperilaku menyimpang dan melakukan kejahatan)
2. Faktor
Lingkungan fisik (faktor geografis), sangat
mempengaruhi perkembangankepribadian
seseorang meskipun beberapa ahli sosiologi. berpendapat bahwa faktorlingkungan georafis tidak begitu penting pengaruhnya
terhadap kepribadian seseorang dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain.
Contohnya beda kekayaan alam, dimana orang yang mempunyai kekayaan alam yang banyak mereka
mudah untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbeda dengan orang yang sumber
kekayaannya rendah mereka harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
3. Faktor lingkungan
kultural (Kebudayaan khusus masyarakat), dapat berupa:
1) Kebudayaan khusus kedaerahan atau etnis
(Jawa, Sunda, Batak, Minang, dst.)
Cara
hidup yang berbeda antara desa (daerah agararis-tradisional) dengan kota
(daerah
industri-modern)
2) Kebudayaan khusus kelas sosial (ingat:
kelas sosial buka sekedar kumpulan dari
Orang-orang yang tingkat ekonomi,
pendidikan atau derajat sosial yang sama,
Tetapi lebih merupakan gaya hidup)
3) Kebudayaan
khusus karena perbedaan agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindu,
Budha,
dan lain-lain)
4) Pekerjaan
atau keahlian (guru, dosen, birokrat, politisi, tentara, pedagang,
Wartawan,
dll.)
4. Faktor
Pengalaman Kelompok, terdapat dua kelompok yang cukup berpengaruh dalamperkembangan kepribadian seseorang yaitu sebagai berikut
Ø Kelompok acuan (Kelompok Reference), yang menjadi acuan adalah keluarga, teman
sebaya.
Ø Kelompok. Majemuk, kelopok ini lebih menunjukkan kepada realita masyarakat
yang lebih komplek dan beraneka ragam. Dimana dalam kelompok majemuk seorang
anak akan menemukan ada banyak orang dengan karakter dan kepribadian yang
berbeda-beda. (LKS. Kelas X hal. 7-18).
5. Faktor Pengalaman yang
unik (misalnya sensasi-sensasi ketika seseorang dalam situasi jatuh cinta)
C. Faktor dasar yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian
1. Sifat dasar
Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi-potensi yang
diwarisi oleh seorang dari ayah danibunya yang diperoleh
saat konsepsi (saat terjadinya hubungan suami istri ). sifat dasar yang
masih merupakan potensi tersebut akan berkembang menjadi aktualisasi karena pengaruh faktor-faktor
lain
2.. Lingkungan prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode
ini individu mendapat pengaruh tidak langsung dari ibu. Pengaruh itu antara
lain:
a. struktur tubuh ibu merupakan kondisi
yang mempengaruhi pertumbuhan bayi dalam kandungan
b. beberapa jenis penyakit yang diderita
ibu seperti diabetes, aid, secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan
mental, penglihatan dan pendengaran si bayi
c. gangguan pada kelenjar endokrin yang
dapat mengakibatkan keterbelakangan perkembangan anak
d. shock pada saat melahirkan dapat
mernpengaruhi kondisi anak.
3. Perbedaan individual
(perorangan)
Perbedaan individual meliputi perbedaan cirri-ciri fisik, seperti warna
mata, kulit, rambut, bentuk badan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala kondisi disekeliling individu yang mempengaruhi
proses sosialisasi. Lingkungan dapat dibagi atas tiga bagia yaitu (lingkungan
alam,lingkungan kebudayaan,dan lingkungan sosial)
5. motivasi
Motivasi merupakan kekuatan dari dalam
diri individu yang mendorong individu untuk berbuat sesuatu. Motivasi dibedakan
menjadi dorongan dan kebutuhan.
D. Unsur-unsur penyusun
Kepribadian
Ada beberapa unsur
penyusun kepribadian
1. Pengetahuan
Pengetahuan
individu terisi dengan fantasi, pemahaman, dan konsep yang lahir dari pengamatan
dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang berada dalamlingkungan individu tersebut. Semua itu direkam dalam
otak dan sedikit demi sedikitdiungkapkan oleh
individu tersebut dalam bentuk perilaku.
2. Perasaan
Adalah suatu keadaan
dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap
sesuatu. Bentuk penilaian itu dipengaruhi oleh pengatahuannya.
3. Dorongan Naluri
Adalah kemauan yang
sudah merupakan naluri pada setiap manusia. Ada tujuh macamdorongan naluri, yaitu :
1) Dorongan untuk mempertahankan hidup
2) Dorongan seksual
3) Dorongan untuk mencari makan
4) Dorongan untuk bergual dan berinteraksi
dengan sesama manusia
5) Dorongan untuk meniru tingkah laku
sesamanya
6) Dorongan untuk berbakti
7) Dorongan untuk keindahan bentuk, warna,
suara dan gerak.
Beberapa karakteristik kepribadian
· Mampu menilai diri secara realistik
· Mampu menilai stuasi secara realistik
· Mampu menilai prestasi yang diperoleh
secara realistik
· Menerima tanggung jawab
· Kemandirian
· Dapat mengontrol emosi
· Berorientasi tujuan
· Berorientasi keluar
· Penerimaan sosial
· Memeiliki filsafat hidup
· Berbahagia
Sedangkan kepribadian
yang tidak sehat ditandai dengan karakteristik sebagai berikut
o Mudah marah
o Menunjukkan kecemasan
o Sering merasa tertekan bersikap kejam
atau senang mengganggu orang lain yang usianya relatif lebih muda atau terhadap
binatang
o Memiliki kebiasaan berbohong
o Hiperaktif
o Bersikap memusuhi segala bentuk
otoritas.
o Gemar mengkritik atau mencemooh orang
lain.
o Susah tidur
E. Hubungan Kepribadian dengan
sosialisasi
Hubungan antara kepribadian dengan
sosialisasi sangat erat dimana kalau sosialisasi seorang individu baik, maka kepribadiannya akan baik
karena dia dibentuk oleh keluarga yang baik.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. Pengertian Kebudayaan
1.
Koentjaraningrat menyebutkan bahwa kata kebudayaan
berasal dari kata sangserkerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata
buddhi, bearti budi atau akal, dengan demikian, kebudayaan bisa diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
2.
E.B. Tylor (1871.) kebudayaan adalah komplek yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
3.
Selo Soemarjan dan
Soelaeman Soemardei merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil, karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya
agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
4.
Kluckhohn & Kelly kebudayaan adalah semua rancangan hidup
yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional,
irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk
perilaku manusia.
5. Menurut J.J Hoenigman wujud kebudayaan ada tiga yaitu
a) Gagasan
Merupakan wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide. nilai-nilai,
norma-noma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba,
dan disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam, kepala-kepala atau di dalam
pikiran warga masyarakat.
b) Aktivitas
Merupakan wujud kebudayaan sebagai suatu kegiatan serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini disebut dengan sistem sosial.
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut
pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya bisa diamati,
difoto, dan didokumentasikan.
c) Artefak
Merupakan wujud kebudayaan fisik yang bempa hasil dari aktivitas,
perhuatan. dan karya manusia dalam masyarakat. Wujud artefak dapat herupa
benda-benda atau hal yang dapat, dilihat, dan didokumentasikan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari sistem
gagasan, ide, tindakan dan hasil karya manusia yang diperoleh oleh manusia
tersebut dari hasil belajar dalam masyarakatnya.
2. Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut Mellville J. Herskovirs mengajukan empat unsur pokok kebudayaan,
yaitu
1) Alat-alat teknologi
2) Sistem ekonomi
3) Keluarga
4) Kekuasaan Politik
Bronislaw malanowski, yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam
antropoiogi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan antara lain:
a) Sistem norma yang memungkinkan kerjasama
antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam, sekelilingnya,
b) Organisasi ekonomi
c) Alat-alat dan lembaga atau petugas
pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang
utama.
d) Organisasi kekuatan
Menurut Antropolog C. Kluckhohn dalam sebuah karyanya yang berjudul
Universal Categories of culture ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat
universal yaitu :
1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia
(pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, dan
transport).
2) Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem
ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3) Sistem kemasyarakatan (sistem
kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4) Bahasa (lisan maupun tertulis)
5) Kesenian (seni rupa, seni suara. seni
gerak dan sebagainya)
6) Sistem pengetahuan
7) Religi (sistem kepercayaan).
PENGARUH SOSIALISASI NILAI (BUDAYA) TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Kepribadian tidak akan tumbuh jika
seorang individu tidak memiliki pengalaman- Pengalaman sosial. Di dalam kelompok sosial seorang individu akan
mempelajari berbagai nilai, norma, dan sikap. Dengan mengetahui dari mana
lingkungan sosial seseorang berasal, dapat diketahui kepribadian seseorang
tersebut. Dengan kata lain, sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian
seseorang. Jika proses sosialisasi berlangsung dengan baik, maka akan baik pula
kepribadian seseorang. Begitu sebaliknya, jika sosialisasi berlangsung kurang
baik, maka kurang baik pula kepribadian seseorang. Misalnya, seorang anak yang
berasal dari keluarga yang broken home tentunya si anak mengalami sosialisasi
yang kurang baik, akibatnya anak tersebut menjadi nakal. Dengan demikian,
proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses sosialisasi baik di
lingkungan keluarga, teman sepermainan, lingkungan sosial, lingkungan kerja,
maupun lingkungan masyarakat luas
Dari bagan di atas, kita bisa melihat bahwa kepribadian seseorang banyak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan media massa. Tidak aneh apabila ada anak
yang telah dibekali oleh orang tuanya denganberagam nilai dan norma, menjadi
berantakan karena bergaul dengan lingkungan yang tidak sehat. Apalagi di era
globalisasi ditandai dengan pergaulan bebas. Nilai dan norma yang telah
ditanamkan oleh kedua orang tua seakan-akan menjadi absurd dan ketinggalan
zaman. Benarkah?
Selain itu, kepribadian seseorang dipengaruhi pula oleh kebudayaan yang
berlaku di lingkungan sekitar. Kebudayaan merupakan polapola tindakan yang
sering diulang-ulang yang akhirnya menjadi sebuah kebiasaan.
Kebiasaan-kebiasaan ini digunakan untuk memberikan arah kepada individu ataupun
kelompok, bagaimana seharusnya ia berhubungan atau berinteraksi dengan orang
lain bahkan, telah menjadi tuntutan masyarakat di mana pun dan dalam kurun
waktu kapan pun. Oleh karena itu, kebiasaan-kebiasaan melekat dalam diri
masyarakat, diperkenalkan dan dipelajari oleh individuindivitu secara
terus-menerus. Dalam proses yang panjang inilah, kepribadian terbentuk seiring
dan sesuai dengan kebudayaan setempat. Oleh karena itu, kebudayaan antarsatu
daerah dengan daerah lain berbeda, maka dapat dipastikan kepribadian dari dua kebudayaan
tersebut berbeda pula. Misalnya, seorang yang berasal dari suku Jawa tentu
memiliki kepribadian yang berbeda dengan seorang yang berasal dari suku Batak. Orang yang berasal
dari suku Jawa terkesan lebih halus dan lembut. Namun, orang Batak terkesan
tegas dan keras. Perbedaan ini menunjukkan adanya pengaruh kebudayaan terhadap
pembentukan kepribadian seseorang.
AKTIVITAS KELOMPOK
Selain proses sosialisasi, kebudayaan setempat dapat
memengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya, orang asing yang berasal dari
budaya Barat akan memiliki kepribadian yang berbeda dengan orang yang berbudaya
Timur. Sebagai tugas terakhirmu dalam bab ini, cobalah bersama teman
sekelompokmu membuat sebuah kliping yang menunjukkan adanya pengaruh kebudayaan
terhadap kepribadian individu. Selanjutnya, berikan kesimpulan sederhana
mengenai isi kliping yang telah kalian buat. Hasilnya kumpulkan kepada guru
tepat pada waktu yang telah ditentukan. Selamat bekerja
RANGKUMAN
Sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu mulai menerima dan
menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku,
bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, mulai dari lingkungan keluarga
sampai pada masyarakat luas. Proses sosialisasi yang dialami oleh individu
mampu membentuk kepribadian diri individu tersebut. Dengan kata lain,
sosialisasi merupakan salah satu proses dalam pembentukan kepribadian.
Untuk memahami lebih lanjut, salin dan lengkapilah
beberapa pengertian di bawah ini ke dalam buku catatanmu dengan menggunakan
beragam sumber pustaka
Faktor yang
Memengaruhi Pembentukan kepribadian
a. Sifat dasar
b. Lingkungan
c. . . . .
d. . . . .
e. Motivasi
2. Media-Media
Sosialisasi
a. Keluarga
b. Sekolah
c. . . . .
d. Media
3. Faktor-Faktor
Pembentukan Kepribadian
a. Warisan biologis
b. . . . .
c. Lingkungan
sosial
4. Tahap
Pengembangan Diri/Kepribadian Menurut Mead
a. Imitation stage
b. . . . .
c. . . . .
d. Generalized Others
UJI KOMPETENSI
A. Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian sosialisasi
menurut Hasan Shadily!
2. Sebutkan dan jelaskan dua cara
terjadinya sosialisasi!
3. Jelaskan fungsi umum sosialisasi!
4. Sebutkan faktor-faktor pembentuk
kepribadian!
5. Jelaskan peranan sosialisasi dalam
membentuk kepribadian!
6. Jelaskan mengapa keluarga disebut
tempat pertama berlangsungnya sosialisasi!
7. Sebutkan fungsi penting sekolah dalam
proses sosialisasi!
8. Sebutkan tujuan
dari proses sosialisasi itu sendiri!
9. Bilamana proses
sosialisasi dikatakan berhasil?
10. Jelaskan
hubungan antara sosialisasi dengan kepribadian!
Diposkan oleh Jazuri Sosio di 00.01
Langganan: Poskan
Komentar (Atom)
Arsip Blog
Mengenai Saya
|
|||
Template Simple.
Diberdayakan oleh Blogger.
materinya lengkap nihh... kunjungi juga :
BalasHapushttp://ekonomi-sosiologi-geografi.blogspot.com
Agen-Agen Sosialisasi atau Media Sosialisasi
Pengertian Kepribadian dan Faktor Pembentuk Kepribadian