Kamis, 19 Juni 2014

INTERAKSI SOSIAL DAN DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL




BAB III. X. 1
INTERAKSI SOSIAL DAN DINAMIKA
KEHIDUPAN SOSIAL


A.   DEFINISI INTERAKSI SOSIAL
Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya. Naluri ini  merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Upaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya dilakukan melalui suatu prose yang disebut interaksi sosial. Interaksi Sosial adalah suatu hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Dalam kanyataan sehari-hari terdapat tiga macam cakupan dalam definisi interaksi sosial, yaitu :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPRomlJ4XFf9EoIzATWfiTD6zlriXaPLJX59ONeg1s914V6Lmrt7uoqcN9lWqJ0M3uYFp5n-1E-3AATMBZGxzynnNv1k1PYow3nsdTw0E_wy9Zulyw1KssPe_b3af3QlMaJ9FqjuZulzXE/s320/NOzl4d51b4ea98a49.jpg

1.         Interaksi antara individu dengan individu
Wujud interaksi ini dapat dalam bentuk jabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap atau mungkin bertengkar
2.         Interaksi antara individu dengan kelompok
Secara konkret bentuk interaksi ini bisa dilihat pada contoh : seorang guru sedang mengajari siswa-siswanya dalam kelas, atau seorang orator yang sedang berpidato di depan orang banyak.
3.         Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Bentuk interaksi ini menunjukan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain. Contohnya, satu kesebelasan sepak bola bertanding melawan kesebelasan lainnya.

a. HAKIKAT INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan sosial terhadap orang lain.
Tindakan sosial adalah perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serta tujuan tertentu.
Berdasarkan cara dan tujuan tindakan sosial dibedakan menjadi :
a. Tindakan rasional instrumental, yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh: tindakan memilih program atau jurusan di SMA dengan mempertimbangkan bakat, minat dan cita-cita.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai, yaitu tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat sehingga pelaku tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang cara. Contoh: tindakan memberi sedekah pada fakir miskin.
c. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan adat-istiadat. Contoh: melakukan upacara tradisi untuk melestarikan budaya.
d. Tindakan afektif, yaitu tindakan yang didasarkan pada perasaan atau emosi. Contoh: menangis karena sedih.
Semua tindakan sosial melahirkan aksi dari seorang individu dan menimbulkan reaksi dari individu lain. Karena adanya sifat pengaruh mempengaruhi satu sama lain, maka tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan sosial tersebut berlangsung secara timbal balik maka akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial.
Suatu tindakan bisa disebut sebagai interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b) Adanya komunikasi antara pelakunya dengan menggunakan simbol-simbol atau lambang.
c) Adanya dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
d) Adanya tujuan yang akan dicapai dari hasil-hasil interaksi sosial tersebut.
b. SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Proses interaksi sosial terjadi apabila terpenuhi dua syarat, yaitu :
1. Kontak Sosial, hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan, percakapan maupun tatap muka.
Bentuk kontak sosial adalah :
a. kontak antara individu dan individu
b. kontak antara individu dan kelompok
c. kontak antara kelompok dan kelompok
Sifat kontak sosial adalah :
a. kontak primer, yaitu kontak yang dilakukan secara langsung.
contoh : bertatap muka, saling tersenyum, bersalaman.
b. kontak sekunder, yaitu kontak yang dilakukan melalui perantara atau penghubung.
Kontak sekunder terdiri dari dua macam yaitu :
1). Kontak sekunder langsung, yaitu kontak yang dilakukan masing-masing pihak melalui alat tertentu, misal telepon, surat dan melihat televisi.
2). Kontak sekunder tidak langsung, yaitu kontak yang dilakukan dengan bantuan pihak lain (pihak ketiga), misal ayah menitip pesan pada ibu agar sopir langsung menjemput ke bandara.
2. Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu tafsiran seseorang terhadap perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan maupun gerak-gerik badaniah. Komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan, gerak-gerik fisik ataupun perasaan. Disini muncullah reaksi ataupun pesan yang diterima baik itu berupa perasaan, gerak balasan maupun pembicaraan. Saat ada aksi dan reaksi itulah terjadi komunikasi. Karena komunikasi adalah penyampaian pesan dan hasilnya adalah reaksi atas aksi maka komunikasi dapat bersifat positif atau negatif. Komunikasi akan menghasilkan sesuatu yang positif atau terjadi kerjasama apabila masing-masing pihak yang melakukan komunikasi saling memahami maksud dan tujuan pihak lain. Di dalam komunikasi akan terjadi kemungkinan berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain.

c.. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Secara psikologis, seseorang melakukan interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis antara lain :
1. Sugesti, yaitu suatu proses pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berfikir panjang. Oleh karena sugesti merupakan anjuran yang bersifat menggugah emosi spontan seseorang tersebut tanpa sempat berfikir panjang, maka keberhasilan sugesti ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Orang yang memberikan sugesti lebih berwibawa. Wibawa bisa disebabkan karena umurnya lebih tua, lebih berpendidikan, lebih berkuasa atau sebab yang lainnya.
b. Pandangan yang diberikan lebih berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan si penerima sugesti.
c. Lebih berhasil bila kondisi si penerima sugesti dalam keadaan emosinya tidak stabil. Sebaliknya orang yang emosinya stabil akan susah untuk diberi sugesti.
2. Imitasi, yaitu proses belajar seseorang dengan cara meniru orang lain baik dalam wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkah laku (behaviour), maupun gaya hidup (life style). Melalui proses ini seseorang dapat mempelajari nilai, norma dan peran-peran sosialyang harus dilakukan dalam masyarakatnya. Namun, sisi negatif dari proses imitasi ini adalah munculnya tipologi manusia yang pasif karena ia hanya meniru orang lain atau hanya sebagai pengikut dan mencontoh hasil-hasil orang lain. Apalagi apabila yang ditiru adalah perilaku-perilaku menyimpang, maka perilaku yang dihasilkan dari imitasi ini akan dapat menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
3. Identifikasi, yaitu proses yang berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut. Bila dibanding dengan imitasi, proses dalam identifikasi lebih mendalam, Karena dalam identifikasi seseorang mencoba menempatkan dirinya seperti keaadaan orang lain, atau dengan kata lain ia mengidentikkan atau menyamakan dirinya dengan orang lain. Proses identifikasi biasanya berlangsung dalam keadaan dimana orang yang melakukan identifikasi benar-benar mengenal pihak yang menjadi tokoh atau idola sehingga sikap, pandangan, serta keyakinan yang dipunyai idola tersebut ingin dimiliki dan dijiwainya. Jadi, tidak sekadar mencontoh seperti dalam imitasi, tetapi lebih dari itu ia ingin menjadi sama dengan idola. Misal : seseorang yang megidentifikasikan dirinya dengan Mariah Carey atau Desy Ratnasari, maka orang tersebut akan bergaya penampilan, potongan rambut, cara berpakaian, dan cara berbicaranya sebisa mungkin sama dengan keduaartis idola tersebut.
4. Simpati, adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Bila dibandingkan dengan identifikasi, maka simpati mirip dengan identifikasi yaitu dalam hal kecenderungan menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Namun, perbedaannya yaitu di dalam simpati yang memegang peranan penting adalah perasaan meskipun dorongan utamanya adalah keinginan untuk memahami dan bekerja sama dengan pihak lain tanpa memandang kedudukan dan status.Adapun identifikasi didorong oleh keinginan menjadi sama dengan pihak lain yang dianggap memiliki kelebihan tertentu atau dianggap sebagai idola. Contoh dalam simpati antara lain : seseorang yang ikut merasa iba kepada kawannya yang terbaring di rumah sakit dengan cara menjenguk. Atau, seseorang memberikan ucapan selamat kepada teman karena ikut merasakan senang atas keberhasilan kawannya tersebut dalam lomba baca puisi tingkat nasional.
5. Motivasi, adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi bersifat positif karena dapat mendorong individu berpikir kritis dan kreatif. Sebaliknya sugesti bersifat negatif karena dapat mendorong individu berperilaku irasional. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, atau kelompok kepada individu. Wujud motivasi bisa dilihat dari berbagai contoh sikap atau perilaku.
6. Empati, hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional, misalnya jika kita melihat keluarga atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah ikut merasakan penderitaan akibat musibah tersebut.


B. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk interaksi sosial ada dua macam yaitu :
1. Proses interaksi sosial yang assosiatif, yaitu proses interaksi sosial yang cenderung menciptakan persatuan dan meningkatan solidaritas di antara masing-masing anggota kelompok. Proses ini terdiri dari :
a. Kerjasama, yaitu bergabungnya individu-individu atau sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama timbul apabila orang atau individu menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut.
Lima bentuk kerjasama antara lain :
1. Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong
2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih
3. Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi. Kooptasi merupakan suatu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan terhadap stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4. Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, hal ini terjadi karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama. Akan tetapi karena maksud utamanya adalah untukmencapai tujuan bersama maka sifatnya adalah kooperatif.
5. Joint Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
Contoh : pertambangan dan perhotelan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan bertambah kuatnya kerjasama antara lain :
1. Adanya orientasi yang sama
2. Adanya bahaya atau ancaman dari luar
3. Ketersinggungan berkaitan dengan hal-hal yang tertanam kuat dalam kelompok
4. Mencari keuntungan
5. Semata-mata menolong
b. Akomodasi.
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu :
1). Menunjuk pada suatu keadaan
Akomodasi artinya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang – perorang atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat
2). Menunjuk pada suatu proses
Akomodasi artinya usaha manusia untuk meredakan pertentangan atau konflik guna mencapai kestabilan.
Jadi akomodasi adalah suatu interaksi kearah terciptanya kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang atau kelompok yang harus bekerja sama sekalipun dalam kenyataannya mereka memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. Tanpa akomodasi dan kesediaan berakomodasi, dua pihak yang berselisih paham tersebut tidak akan mungkin bekerja sama untuk selamanya.

Tujuan akomodasi :
1) Mengurangi pertentangan antara orang-perorang atau kelompok akibat perbedaan paham.
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis.
4) Mengupayakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk akomodasi antara lain :
1). Pemaksaan (coercion), adalah suatu bentuk akomodasi yang berlangsung dengan cara pemaksaan sepihak baik langsung (fisik) maupun tidak langsung (psikologis). Pemaksaan seperti itu hanya mungkin terjadi apabila kedua belah pihak yang tengah berakomodasi memiliki kedudukan sosial dan kekuatan yang tidak seimbang sehingga salah satu pihak berada dalam posisi lemah. Contoh pemaksaan adalah perbudakan.
2). Kompromi (compromise), adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk dapat melaksanakan dan memahami keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya.
3). Arbitrase (Arbitration), adalah suatu cara mencapai kompromi karena pihak-pihak yang bertikai tidak dapat menyelesaikan sendiri pertentangan itu. Akhirnya pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak. Pihak ketiga menyelesaikan sengketa dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan yang ada. Keputusan yang disampaikan pihak ketiga tersebut bersifat mengikat.
4). Mediasi (mediation), adalah menyelesaikan pertentangan dengan mengundang pihak ketiga yang netral. Tugas utama pihak ketiga adalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga adalah sebagai penasehat. Pihak ketiga tidak mempunyai wewenang untuk memberi keputusan terhadap penyelesaian pertentangan tersebut.
5). Konsiliasi (conciliation), adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama. Contohnya, lembaga tripat, yaitu panitia tetap yang khusus bertugas menyelesaikan persoalan perburuhan, di dalamnya terdapat wakil perusahaan, wakil buruh dan wakil departemen tenaga kerja.
6). Toleransi, disebut juga tolerant-participation yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.
7). Ajudikasi (adjudication), adalah penyelesaian perkara atau sengketa melalui pengadilan.
8). Stalemate, adalah suatu bentuk akomodasi dengan pihak-pihak yang bertentangan berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Hal itu karena pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
c. Asimilasi, merupakan proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok. Asimilasi juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi timbul apabila syarat-syarat di bawah ini terpenuhi, yaitu :
1) Adanya kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaan.
2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama.
3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok saling menyesuaikan diri.
Faktor pendorong asimilasi :
1). Toleransi terhadap kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda.
2). Kesempatan-kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3). Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4). Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5). Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6). Perkawinan campuran.
7). Adanya musuh bersama dari luar.
Faktor-faktor yang menghambat asimilasi antara lain :
1. Terisolasinya kebudayaan suatu golongan tertentu di dalam masyarakat.
2. Kurangnya pengetahuan suatu golongan tertentu mengenai kebudayaan golongan lain di dalam masyarakat.
3. Perasaan takut kepada kekuatan kebudayaan kelompok lain yang dirasakan oleh warga suatu kelompok tertentu.
4. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dari pada golongan atau kelompok lain.
5. Perbedaan ciri badaniah antar kelompok, misalnya warna kulit. Hal itu menandakan bahwa perbedaan antar kelompok tidak hanya kebudayaannya tetapi juga rasial.
6. Perasaan in group feeling yang kuat, artinya para warga kelompok yang ada merasa sangat terikat kepada kelompok dan kebudayaan masing-masing.
7. Gangguan-gangguan diskriminatif yang dilancarkan oleh golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas.
8. Perbedaan kepentingan-kepentingan pribadi antar warga atau kelompok.
d. Akulturasi, merupakan suatu proses dimana kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan asing yang berbeda. Unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Unsur-unsur kebudayaan ada yang mudah dan ada yang sukar untuk diterima oleh masyarakat.
Unsur kebudayaan yang mudah diterima antara lain :
1) Unsur kebudayaan kebendaan, seperti peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Misal, traktor untuk membajak sawah, penggiling padi, blender, komputer, handphone dan lain-lain.
2) Unsur yang terbukti membawa manfaat besar, misalnya radio dan televisi.
3) Unsur-unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, misal kesenian dan pakaian.
Unsur kebudayaan yang sulit diterima antara lain :
1) Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, misal ideologi, falsafah hidup.
2) Unsur yang dipelajari pada taraf pertama dalam proses sosialisasi. Misal masalah makanan pokok.
2. Proses interaksi sosial yang dissosiatif atau oppositional processes, yaitu proses interaksi sosial yang cenderung menciptakan perpecahan dan merenggangkan solidaritas si antara anggota kelompok. Proses ini terdiri dari :
a. Persaingan, atau kompetisi adalah suatu proses sosial dengan ciri individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan.Persaingan itu pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Tipe persaingan :
1) Persaingan ekonomi
2) Persaingan kebudayaan
3) Persaingan kedudukan dan peran
4) Persaingan ras.
Fungsi persaingan antara lain :
1) Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif.
2) Sebagai jalan di mana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang ada pada suatu masa menjadi pusat perhatian dan tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
3) Merupakan alat seleksi untuk medudukkan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
4) Alat untuk menyaring para pekerja sehingga akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
b. Kontravensi, terutama ditandai oleh adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan. Dalam bentuk murni, kontravensi berarti sikap mental tersembunyi terhadap orang lain atau unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.


Bentuk-bentuk kontravensi menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, antara lain :
1) Kontravensi umum, meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan dan mengacaukan rencana pihak lain.
2) Kontravensi sederhana, berupa perbuatan menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah dan melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
3) Kontravensi intensif, mencakup penghasutan, menyebarkan desas-desus, dan mengecewakan pihak-pihak lain.
4) Kontravensi rahasia, misalnya mengumumkan rahasia pihak lain dan perbuatan khianat.
5) Kontravensi statis, misalnya mengejutkan lawan atau membingungkan pihak lawan.
Tipe-tipe kontravensi antara lain :
1) Kontravensi generasi dalam masyarakat, biasanya terjadi karena adanya perubahan-perubahan yang begitu cepat. Contoh pola hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya, biasanya terjadi kontravensi karena anak-anak menganggap orang tua mempunyai pendapat yang kolot atau kuno sementara orang tua yang terikat tradisi tidak begitu mudahnya menerima pendapat baru dari anaknya.
2) Kontravensi seksual, menyangkut hubungan suami dan istri dalam keluarga. Nilai-nilai dalam masyarakat menempatkan suami dan istri pada kedudukan yang sejajar, namun masih ada keraguan terhadap kemampuan wanita mengingat latar belakang sejarah dan kedudukan wanita pada umumnya.
3) Kontravensi parlemen, berkaitan dengan golongan mayoritas dan golongan minoritas dalam masyarakat, antara lain menyangkut hubungan dalam legislatif, keagamaan dan pendidikan.
c. Pertentangan (conflict), adalah suatu proses sosial dimana setiap individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan. Perbedaan unsur-unsur kebudayaan, ciri-ciri badaniah, emosi dan pola-pola perilaku dapat mempertajam dan mengakibatkan terjadinya konflik. Perasaan memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan tersebut. Perasaan itu biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongan untuk melukai, menyerang pihak lain, menekan bahkan menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan.
Sebab-sebab terjadinya konflik :
1) Perbedaan antar individu
2) Perbedaan kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan sosial
Bentuk pertentangan antara lain :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antar kelas sosial
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan internasional
Akibat pertentangan antara lain :
1) Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara sesama anggota
2) Goyah atau retaknya kesatuan kelompok
3) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
4) Adanya perubahan kepribadian para individu
5) Adanya akomodasi
C. KETERATURAN SOSIAL
Keteraturan sosial merupakan hasil interaksi sosial, karena keteraturan sosial tercipta karena adanya nilai dan norma sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat. Nilai dan norma sosial ini diciptakan untuk mengatur hubungan atau interaksi antar anggota masyarakat yang bersangkutan. Hasil interaksi antar anggota masyarakat yang dilandasi dengan norma dan nilai sosial itu menciptakan keteraturan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.Setiap manusia atau masyarakat selalu mendambakan ketentraman dhidupnya. Ketentraman tersebut dapat terjadi apabila hubungan-hubungan sosial di antara anggota masyarakat dan sistem kemasyarakatan berlangsung secara teratur sesuai nilai dan norma yang berlaku. Kondisi masyarakat yang teratur akan menciptakan hubungan sosial dan kehidupan sosial yang tertib, harmonis dan teratur.
Keteraturan sosial adalah suatu keadaan yang berciri hubungan sosial yang berlangsung di antara anggota-anggota masyarakat tercermin adanya keselarasan, keserasian dan keharmonisan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Dengan demikian kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.
Keteraturan sosial diperlukan dalam suatu masyarakat karena setiap masyarakat memiliki tujuan-tujuan atau cita-cita tertentu. Jadi, untuk mencapai tujuan-tujuan ini, maka keteraturan sosial sangat diperlukan. Tanpa keteraturan, mustahil tujuan-tujuan itu dapat dicapai. Ada banyak tujuan yang ingin dicapai oleh suatu masyarakat antara lain kehidupan yang aman dan tenteram, pembangunan yang berhasil, stabilitas yang mantap dan sebagainya.
Pengaruh dinamika sosial dalam interaksi sosial adalah bahwa kehidupan sosial budaya masyarakat manusia bersifat dinamis, artinya selalu bergerak dan berubah-ubah, betapapun kecilnya wujud perubahan itu. Perubahan sosial budaya memiliki kecenderungan untuk berubah kearah yang positif atau negatif. Dengan pemahaman tersebut, maka dinamika sosial juga mempengaruhi interaksi sosial, baik secara lokal,regional maupun global. Pengaruh tersebut menyebabkan munculnya kerjasama antaranggota masyaraat bahkan antar negara. Namun, kadang-kadang interaksi sosial yang terjadi karena kontak sosial tersebut dapat menimbulkan konflik. Misalnya, konflik Ambon, konflik Israel dan Palestina yang memakan korban tidak sedikit. Oleh sebab itu, memahami proses interaksi sosial dalam kehidupan sosial dalam masyarakat dapat diupayakan dengan usaha untuk mengurangi konflk dan meningkatkan kerja sama. Selanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
F. UNSUR-UNSUR KETERATURAN SOSIAL
Unsur-unsur keteraturan sosial adalah :
1. Tertib sosial, adalah gambaran tentang kondisi kehidupan suatu masyarakat yang teratur, dinamis dan aman sebagai akibat adanya hubungan yang selaras antara tindakan, norma dan nilai sosial dalam interaksi sosial.Kehidupan suatu masyarakat yang tertib ditandai oleh beberapa hal , yaitu :
a. individu atau kelompok bertindak sesuai norma dan nilai yang berlaku
b. adanya pranata-pranata sosial yang saling mendukung
c. adanya sistem norma dan nilai sosial yang diakui dan dijunjung tinggi oleh anggota masyarakat.
d. adanya kerjasama yang harmonis dan menyenangkan.
2. Order, yaitu sistem norma dan nilai-nilai sosial yang berkembang , diakui dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Order atau perintah muncul sebagai hasil perkembangan keteraturan sosial. Oleh karena itu, order sebagai bagian dari sistem nilai dan norma sosial turut mengatur tindakan setiap individu atau kelompok masyarakat tertentu dalam interaksi sosial. Contoh order antara lain :
a. perintah untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan selokan, membersihkan halaman dan bersih desa.
b. Perintah untuk bergotong royong seperti membangun jembatan, mendirikan bangunan SD dan memperbaiki jalan.
3. Keajegan, yaitu gambaran suatu kondisi keteraturan sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, norma dan nilai dalam interaksi sosial.
Contoh keajegan :
a. setiap pagi para siswa pergi ke sekolah dengan mengenakan pakaian seragam, mengikuti pelajaran dan kegiatan lain di sekolah.
b. seorang polisi lalu lintas berdiri di pinggir jalan untuk mengatur kendaraan
c. ayah pergi ke kantor untuk bekerja demi kesejahteraan keluarga
Kegiatan para siswa, orang tua dan pekerja dalam contoh tersebut telah bersifat tetap menurut ketentuan atau aturan yang telah ditetapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Pola, yaitu gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi sosial.
Contoh pola antara lain :
a. seorang siswa harus menghormati gurunya
b. seorang anak harus berbakti pada orang tuanya
Terbentuknya pola dalam interaksi sosial tersebut melalui proses cukup lama dan berulang-ulang. Akhirnya muncul menjadi model yang tetap untuk dicontoh dan ditiru oleh anggota masyarakat. Oleh karenanya pola sistem norma masyarakat tertentu akan berbeda dengan pola sistem norma masyarakat lainnya.

















BAB. III SMTER 2
KELAS X
D. STATUS, PERAN DAN KELAS SOSIAL
A. Status Sosial
Status sosial adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompok masyarakat (meliputi keseluruhan  posisi sosial yang terdapat dalam kelompok masyarakat). Status dibagi menjadi 3 :
1) Ascribed Status
Status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang bakat/karakteristik untuk  orang tersebut (didapat secara otomatis melalaui kalahiran/keturunan .
Contoh : Keturunan kerajaan, Kasta.
2) Achieved Status
Status yang didapat seseorang karena usaha-usahanya sendiri, seseorang harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan statusnya, seperti bersekolah, berketrampilan, menciptakan sesuatu yang baru. Status yang diperoleh melalui perjuangan.
Contoh : mahasiswa, sarjana,  dokter, hakim, guru, dll.
3) Assigned Status
Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat.
Contoh : Peraih gelar Doktor HC, Pahlawan, Peraih Nobel dll.
B.Peran (Role) Sosial
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya.
Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis.
Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Dengan demikian pola peran sama dengan pola perilaku.




Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.
a. Peran ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu.
    Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai.
b. Peran yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri.
    Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak  remaja.
c. Peran yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya.
   Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga.

Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam berperan.

a. Konflik Peran
Konflik peran sosial timbul jika orang harus memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.
Contohnya seorang guru yang juga seorang ibu rumah tangga, pada saat putrinya sakit. Pada waktu   yang bersamaan ia harus memilih antara mengajar atau membawa putrinya ke dokter. Pada saat ia memutuskan mengantar putrinya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama tidak bisa menjalankan peran sebagai guru.

b.  Ketegangan
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan
melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara
kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu
sendiri.
Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan
disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian
besar adalah keluarga dekatnya.



c. Kegagalan peran
Kegagalan peran terjadi apabila seseorang tidak sanggup
menjalankan berbagai peran sekaligus karena terdapat
tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan.

d. Kesenjangan peran (role distance)
Kesenjangan peran terjadi apabila seseorang harus
menjalani peran yang tidak menjadi prioritas hidupnya
sehingga merasa tidak cocok menjalankan peran tersebut.
C. Kelas Sosial (clas social)
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi.

Pengertian kelas sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan kriteria tertentu, baik menurut agama, pendidikan, status ekonomi, keturunan dan lain-lain. Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan dan setiap masyarakat pasti mempunyai atau memiliki sesuatu yang dihargainya.
Biasanya barang yang di hargai itu berupa uang, benda-benda yang bersifat ekonomi, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan penghargaan yang lebih tinggi di masyarakat tersebut seperti keturunan dari keluarga yang terhormat 

D. PROSES TERBENTUKNYA KELOMPOK ,LEMBAGA DAN ORGANISASI SOSIAL
1. Kelompok Sosial dan Asosiasi:
DEFINISI KELOMPOK SOSIAL MENURUT BEBERAPA AHLI

1. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, kelompok sosial sebagai kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

2. Soerjono Soekanto, kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi

3. Hendropuspito, kelompok sosial sebagai suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.

Dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan cirri dan memiliki pola interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, serta memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya.

Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:

·                     Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
·                     Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
·                     Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
·                     Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah, OSIS, Pramuka.
A. Kelompok Sosial Yang Teratur :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar